Sabtu, 04 November 2017

MAKALAH TABLET KUNYAH

2

BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406)
Dalam farmakope edisi IV tablet
didefinisikan sebagai sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Sebagian besar tablet dibat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan.
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas tablet kempa dan tablet cetak, tablet kempa dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.sedangkan tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Jenis tablet dapat berupa tablet kompresi, tablet salut, sublingual, tablet efferfescent, tablet triturat, tablet hipodermik, tablet pembagi, dan tablet kunyah. Dalam kehidupan sehari-hari, tablet kunyah belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan tablet kunyah pada masyarakat pada umunya dan khususnya mahasiswa farmasi.




B.     RUMUSAN MASALAH
1.        Apa yang dimaksud dengan tablet kunyah?
2.        Bagaimana ciri-ciri tablet kunyah?
3.        Sebutkan contoh tablet kunyah?
4.        Bagaimana penggunaan tablet kunyah?
5.        Bagaimana formulasi tablet kunyah yang baik?
6.        Bagaimana cara pembuatan tablet kunyah?
7.        Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan pada saat produksi, distribusi, penyimpanan dan penggunaan tablet kunyah?

C.        TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengtahui definisi, ciri-ciri, contoh, cara penggunaan, cara pembuatan dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat produksi, distribusi, penyimpanan dan penggunaan tablet kunyah.

D.          MANFAAT
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan tablet kunyah kepada masyarakat pada umunya dan khususnya mahasiswa farmasi.

BAB II
PEMBAHASAN


Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa. Cara pemakaian tablet kunyah, di kunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, dan umumnya tidak pahit. Adapun contoh dari tablet kunyah ini antara lain promag, antasida, vitacimin.
Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
Ciri – ciri tablet kunyah antara lain
o    memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
o    mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
o    mudah melarut dalam garam-garam logam yang digunakan dalam tablet antasida
Keuntungan dari tablet kunyah ini antara lain :
a) ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya;
b) kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
c) sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
d) meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak. Sedangkan untuk kekurangannya adalah Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.
Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah zat aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan pertimbangan organoleptik. Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum untuk tablet biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat aktif merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat menggunakan satu pendekatan atau lebih untuk sampai pada penentuan formula dan proses yang menghasilkan produk dengan sifat organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran, kompresibilitas dan stabilitas yang dapat diterima.
            Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1.      Sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2.      Distribusi ukuran partikel;
3.      Kadar lembab yang memenuhi syarat;
4.      Sifat kekerasan tablet.
 Contoh tablet kunyah :
1.             Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat sulit mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa seperti kapur atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa yang tidak enak saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2 atau lebih untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai berikut : Alumunium hidroksida (80-600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg), Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain.



2.                  Obat batuk/obat flu
Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari atau sama dengan ¼ dosis dewasa.  Obat yang umum adalah aspirin, asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin, dan dekstrometorfan.
Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak, misalnya aspirin berasa asam sedangkan yang lain pahit.
Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat kompresibilitas yang cukup baik, kecuali asetaminofen. Jadi untuk asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat aktif lain digunakan metode cetak langsung

 Evaluasi kimia
a.       Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain) bisa digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif (biasanya aliquot dari 20 tablet yang dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk masing-masing zat aktif.

b.      Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih dari 50 mg atau 50% terhadap obot seluruhnya. Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.

Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
o  Evaluasi Fisik
a)      Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau  rengat dan parameter penampilan lainnya.
b)      Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c)      Friabilitas 20 tablet digerus, ambil 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama 100 putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d)      Waktu hancur
e)      Disolusi
f)        Rasa
o  Uji Stabilitas
a)      Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu
b)      Stabilitas dalam kondisi nyata
Pemeriksaan stabilitas meliputi :
    a)      Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif
b)      Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi     zat warna, kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)
c)      Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur
d)      Periksa stabilitas rasa.



BAB III
PENUTUP

A.              KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Ciri – ciri tablet kunyah antara lain memiliki bentuk yang halus setelah hancur; mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak,  mudah melarut dalam untuk garam-garam logam yang digunakan dalam tablet antasida. Contoh dari tablet kunyah ini antara lain promag, antasida, vitacimin.






DAFTAR PUSTAKA


Anief,moh. 1987. Ilmu Meracik Obat.Gadja mada university press. Yogyakarta.

Syamsuni.2007.Ilmu Resep.EGC.Jakarta.

Wagola, Sarif, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV. DEPKES Republik Indonesia.

Rabu, 01 November 2017

MAKALAH TABLET EFERVESCENT

0

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV). Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam cetakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (tahan karat). ( Ditjen POM, 1995).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kompa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah (Ditjen POM, 1979).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan farmasetika yang sesuai. (Ansel, 1989).Kriteria sediaan tablet adalah stabil secara fisika dan kimia, secara ekonomi dapat menghasilkan sediaan yang dapat menjamin agar setiap sediaan mengandung obat dalam jumlah yang benar dalam pemakaian obat. Penerimaan kepada pasien (ukuran, bentuk, rasa, warna), dan untuk mendorong pasien menggunakan obat sesuai dengan aturan.
Pada pembuatan tablet terdapat 3 metode diantaranya ialah granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung.Menurut Ansel (1989) jenis-jenis tablet ada 13 jenis tablet, diantaranya ialah tablet effervescent.

  1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.      Pengertian dari Tablet Effervescent ?
2.      Apa saja karakteristik dan bahan dasar dari tablet effervescent ?
3.      Apa saja metode dalam pembuatan tablet effervescent ?
4.      Bagaimana teknik formulasi dari tablet effervescent ?
5.      Bagaimana evaluasi sediaan pada tablet effervescent ?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan pada tablet effervescent ?
  1. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian tablet effervescen
2.      Mengetahui karakteristik dan bahan dasar dari tablet effervescent
3.      Mengetahui metode dalam pembuatan tablet effervescent
4.      Mengetahui teknik formulasi dari tablet effervescent
5.      Mengetahui evaluasi sediaan pada tablet effervescent
6.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada tablet effervescent





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Tablet Effervescent
Effervescent  didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
Menurut (Lieberman, dkk., 1992) effervescent dapat didefenisikan sebagai bentuk  sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan  effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan  efek sparkling (rasa seperti air soda).
Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air. Campuran  effervescent telah diketahui dan digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet effervescent merupakan metode yang  nyaman untuk  pemberian sejumlah zat aktif  atau  bahan kimia yang telah diukur sebelumnya dengan disolusi.
Larutan  effervescent  berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam  bentuk  larutan dengan  ketersediaan  hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan tablet  atau kapsul biasa. (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
Tablet  effervescent  merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini  dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air.
 Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Di samping  menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak  karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).


Sediaan effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada pembentukan granul. Menurut Ansel dkk. (1999), jika asam sitrat digunakan sebagai satu-satunya sumber asam maka akan dihasilkan massa campuran yang lengket dan sulit dibuat granul. Sedangkan jika hanya digunakan asam tartrat akan dihasilkan granul dengan kompaktibilitas yang rendah , mudah hancur dan rapuh.
Perbandingan asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang biasa digunakan adalah 1 : 2 : 3,4. Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (a) serta asam tartrat dan natrium bikarbonat (b) dapat dilihat sebagai berikut :
a)      H3C6H5O7 . H2O + 3NaHCO3 ® Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
b)      H2C4H4O6 + 2NaHCO3 ® Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

B.      Karakteristik dan Bahan Dasar Tablet Effervescent
Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervescent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat yang kering.
v  Karakteristik komponen tablet Efervescent:
1.Dalam memproduksi tablet efervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk mendapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi
2.Sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervescent adalah kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat dikempa.
3.Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet efervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena  zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.
v  Bahan Dasar Tablet Effervescent
Bahan-bahan yang digunakan harus tahan panas, mudah dikempa dan larut dalam air. Bahan dasar pembuatan tablet effervescent berasal dari bahan yang bersifat asam seperti asam sitrat dan karbonat seperti natrium bikarbonat sebagai sumber karbondioksida.
1. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervescent dapat digolongkan menjadi;
a.    Asam Makanan, antara lain :
  Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat adalah asam tribasik hidroksi yang bergranul atau bubuk putih, tidak berbau, memiliki rasa sangat asam, mudah larut dalam air, memiliki kristal monohidrat yang akan hilang ketika dipanaskan sekitar - C. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higroskopis.
  Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat. Asam Tartrat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa asam, stabil diudara, serta memiliki daya larut yang tinggi dalam air.
b.   Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat dan sitrat anhidrat.


c.    Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan garam ini dapat menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.
2. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet efervescent didapat dari garam-garam karbonat, karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium Bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang memiliki rasa asin, mudah larut air dan tidak higroskopis.
Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1% dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet efervescen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi efervescen. Oksigen dapat pula menjadi sumber efervescent dengan sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.
3. Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet efervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
Untuk pembuatan tablet efervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervescent. Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP.
PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.


b. Pengisi
 Bahan pengisi biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik, bahan pengisi lainnya adalah Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat. Syarat yang harus dipenuhi bahan pengisi dalam sediaan  tablet effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk larutan yang jernih.
c. Lubrikan
Lubrikan untuk produk effervescent haruslah non toxic, tidak berasa, dan larut air. Polietilglikol 8000 (PEG 8000) merupakan salah satu lubrikan tablet effervescent yang paling efisien, karena sebagai lubrikan PEG 8000 dapat terdispersi dalam air sehingga dapat menghasilkan larutan effervescent yang jernih. Konsentrasi yang biasa digunakan berkisar 1-5%. PEG 8000 berbentuk serbuk putih, dapat larut dengan mudah dalam air serta memiliki tingkat higroskopis yang sangat rendah dibandingkan PEG jenis lain dengan nomor yang lebih rendah.
d.   Bahan tambah lain, meliputi bahan obat, bahan pewarna serta perisa. Bahan pemberi rasa, pewarna, dan pemanis biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan dan rasa yang kurang menyenangkan sehingga membuat produk menjadi lebih menarik. Jenis pemanis yang sering digunakan adalah sukrosa, sakarin, aspartam dan manitol.

C.      Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent
Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi.
Dalam metode kering atau peleburan, molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai pengikat campuran serbuk. Asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan melewati ayakan no 60 mesh) agar pencampurannya homogen.
Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang kelembabannya rendah, kelembaban relatif maksimal 25% untuk mencegah terhisapnya uap air dari udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih dini.Setelah pengaduka, serbuk diletakkan di atas nampan dan dipanaskan dalam oven pada suhu 34 - C kemudian dibolak balik dengan memakai spatel tahan asam.
 Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti), serbuk dikeluarkan dari oven dan dilewatkan pada suaatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai yang diinginkan. Metode peleburan ini hampir dipakai untuk mengolah semua sediaan effervescent yang diperdagangkan.
Pada metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.
Tablet effervescent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida.
Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air.
Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet efervescen membutuhkan kondisi khusus, kelembababan harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara.

D.      Teknik Formulasi Tablet Effervescent
Secara sederhana, proses pembuatan tablet effervescent dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu proses pencampuran bahan, proses pencetakan bahan dan proses penghancuran tablet.
a).  Proses pencampuran
Pada semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan komponen-komponen tablet, selalu diikuti dengan proses pencampuran berupa partikel-partiel padat. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. Tujuan ini bisa dicapai apabila sifat fisik partikel penyusun campuran dan faktor lain yang mempengaruhi proses  pencampurannya adalah sama.
Sifat fisik partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan kelembaban partikel. Sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel . Baik proses pencampuran maupun pentabletan dilakukan pada kelembaban yang rendah (kelembaban relative atau RH dibawah 30 %).
b).  Proses pencetakan tablet
Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau granulasi, baik granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk menentukan metode pembuatannya apakah dibuat cetak langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Untuk metode cetak langsung semua komponen tablet baik zat aktif, bahan pengisi, pengikat, dan penghancur harus mmpunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik.
Pada proses pencetakan untuk zat aktif dengan dosis kecil hal ini tidak menjadi masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat aktif dengan dosis besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik maka diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir dan kompresibilitasnya.
c).  Proses penghancuran tablet
Agar tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu menembus masuk ke dalam tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat diperbesar dengan adanya bahan penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam tablet semakin banyak.
Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel massa tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pencetakan. Cairan yang sudah masuk dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan bahan penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan hancurnya tablet.
 Tetapi adanya bahan penghancur yang mengembang ini juga dapat menghasilkan massa yang kental dan lengket yang akan menghalangi masuknya cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.

E.      Evaluasi Sediaan
Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet yang dihasilkan untuk mengetahui kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan tablet effervescent meliputi evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet.
1.      Evaluasi Massa Tablet
  1. Waktu alir
Waktu alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet mengalir dalam mesin pencetak tablet. Massa tablet dikatakan memiliki waktu alir yang baik bila pada pengisian keruang cetak akan berlangsung secara kontinyu, sehingga akan menghasilkan massa tablet yang tepat dan ketepatan takaran yang tinggi. Waktu alir massa tablet yang ideal adalah 10 garm/detik.
  1. Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Sudut diam antara 20-  menunjukkan sifat alir yang bagus.
  1. Bobot jenis produk
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet yang dibuat
  1. Indeks kompresibilitas
Indeks kompresibilitas atau persentase pengetapan dilakukan untuk mengetahui sifat alir dari suatu massa tablet atau granul. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alat tap bulk-density tester.
  1. Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan granul effervescent. Kadar air penting dalam sediaan tablet effervescent, karena jumlah air dapat mempengaruhi reaksi kimia dini dari effervescet. Syarat kadar air sediaan effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.
2.      Evaluasi Tablet
a.       Pemeriksaan penampilan fisik tablet dan larutan effervescent
Penampilan fisik suatu tablet adalah parameter kualitas tablet yang penting diperhatikan untuk menjamin penerimaan oleh konsumen. Seluruh tablet harus memiliki penampilan fisik yang baik. Tablet effervescent pada umumnya harus dapat menghasilkan larutaneffervescent yang jernih.
b.      Uji waktu larut
Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut dengan cepat sesuai persyaratan resmi dimana waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit pada suhu C.
c.       Keseragaman ukuran
Uji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik sediaan yang akan mempengaruhi kadar obat yang terkandung di dalamnya dan factor kepercayaan konsumen atas keseragaman penampilan produk tersebut. Pengukuran keseragaman ukuran tablet menggunakan alat jangka sorong.

d.      Keseragaman bobot
Evaluasi ini dilakukan untuk penentuan awal keseragaman kandungan obat di dalam sediaan tersebut. Dengan terjaminnya keseragaman bobot sediaan, diharapkan pula terjaminnya keseragaman kandungan obat di dalamnya.
e.       Kekerasan tablet
Kekerasan tablet sangat berpengaruh pada waktu larut tablet. Kekerasan tablet ditentukan dengan alat hardness tester, untuk menguji kekerasan suatu tablet dan menentukan tekanan kempa yang sesuai. Untuk tablet effervescent dengan diameter 2,5 cm adalah lebih besar dari 100 N.
f.       Keregasan tablet
Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability tester. Evaluasi ini dilakukan untuk menjamin ketahanan produk selama massa distribusi dan penyimpanan agar produk yang dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet dinyatakan memenuhi persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1%.
g.      Uji pH
Uji pH perlu dilakukan karena jika larutan effervescent yang terbentuk terlalu asam dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika terlalu basa menimbulkan rasa pahit dan tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan baik bila pH larutan effervescent mendekati netral.
h.      Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan tablet effervescent, kadar air penting dalam sediaan effervescent karena jumlah air dapat mempengaruhi reaksi effervescent. Syarat kadar air granul effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.
i.        Uji statistik kesukaan
Uji statistik kesukaan adalah suatu uji statistic mengenai formula mana yang paling banyak disukai oleh para responden dengan menggunakan kuesioner yang kemudian hasilnya di uji secara statistic menggunakan Kruskal-Wallis dengan memakai program SPSS.





F.       Kelebihan Tablet Effervescent
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet effervescent dapat menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak karena ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga absorpsinya lebih mudah, dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila disimpan dalam bentuk larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet effervescent agar stabil.

G.     Kekurangan Tablet Effervescent
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam pengemasannya. Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
 Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus berada dalam ruangan khusus.
 Sedangkan dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

*      Effervescent  didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia.
*      Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
*      Tablet effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
*      Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air.
*      Kelebihan dari tablet effervescent di antaranya adalah cara penyajiannya lebih menarik bila dibandingkan dengan tablet konvensional, dan dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul.
*      Kekuranagn dari tablet effervescent diantaranya ialah dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal.







DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta : Universitas Indonesia.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Kartikasari.D.S.dkk,2015, Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang Jahe Emprit (Zingiber Officinale Rosc.) Dengan Variasi Kadar Asam Sitrat Dan Asam Tartrat, Fakultas Farmasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Lachman, Leon. Herbert A Lieberman. Joseph L. Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia.
Siregar, C., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar Praktek, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12nd ed. 1994. London : The Pharmaceutical Press.