BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV). Berdasarkan metode
pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet
cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke
dalam cetakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja (tahan karat). ( Ditjen POM, 1995).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat
secara kompa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah (Ditjen
POM, 1979).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan
padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan farmasetika yang sesuai.
(Ansel, 1989).Kriteria sediaan tablet adalah stabil secara fisika dan kimia,
secara ekonomi dapat menghasilkan sediaan yang dapat menjamin agar setiap
sediaan mengandung obat dalam jumlah yang benar dalam pemakaian obat.
Penerimaan kepada pasien (ukuran, bentuk, rasa, warna), dan untuk mendorong
pasien menggunakan obat sesuai dengan aturan.
Pada pembuatan tablet terdapat 3 metode diantaranya
ialah granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung.Menurut Ansel (1989)
jenis-jenis tablet ada 13 jenis tablet, diantaranya ialah tablet effervescent.
- Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Pengertian dari Tablet
Effervescent ?
2.
Apa saja karakteristik dan bahan
dasar dari tablet effervescent ?
3.
Apa saja metode dalam pembuatan
tablet effervescent ?
4.
Bagaimana teknik formulasi dari
tablet effervescent ?
5.
Bagaimana evaluasi sediaan pada
tablet effervescent ?
6.
Apa saja kelebihan dan kekurangan
pada tablet effervescent ?
- Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian tablet
effervescen
2.
Mengetahui karakteristik dan
bahan dasar dari tablet effervescent
3.
Mengetahui metode dalam pembuatan
tablet effervescent
4.
Mengetahui teknik formulasi dari
tablet effervescent
5.
Mengetahui evaluasi sediaan pada
tablet effervescent
6.
Mengetahui kelebihan dan
kekurangan pada tablet effervescent
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tablet Effervescent
Effervescent
didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil
dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya
mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat
dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
Menurut (Lieberman, dkk., 1992) effervescent dapat
didefenisikan sebagai bentuk sediaan
yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang
dihasilkan saat pelarutan effervescent
adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan
mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan
untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air. Campuran effervescent telah diketahui dan digunakan
sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet effervescent merupakan metode
yang nyaman untuk pemberian sejumlah zat aktif atau
bahan kimia yang telah diukur sebelumnya dengan disolusi.
Larutan effervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat
aktif dalam bentuk larutan dengan ketersediaan hayati
yang terjamin bagi orang yang sulit menelan tablet atau kapsul biasa. (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet effervescent diharapkan bisa
terlarut dalam air sebelum digunakan.
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan
tablet dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik,
seperti asam sitrat atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet
ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam
dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan
menghasilkan gas karbondioksida serta air.
Reaksinya cukup cepat dan
biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Di samping
menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak
karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu
(Banker dan Anderson, 1986).
Sediaan
effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat,
karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada pembentukan
granul. Menurut Ansel dkk. (1999), jika asam sitrat digunakan sebagai
satu-satunya sumber asam maka akan dihasilkan massa campuran yang lengket dan
sulit dibuat granul. Sedangkan jika hanya digunakan asam tartrat akan
dihasilkan granul dengan kompaktibilitas yang rendah , mudah hancur dan rapuh.
Perbandingan
asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang biasa digunakan adalah 1
: 2 : 3,4. Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (a) serta asam
tartrat dan natrium bikarbonat (b) dapat dilihat sebagai berikut :
a)
H3C6H5O7 . H2O + 3NaHCO3 ®
Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
b)
H2C4H4O6 + 2NaHCO3 ®
Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2
B.
Karakteristik
dan Bahan Dasar Tablet Effervescent
Perlu diperhatikan
bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervescent seharusnya mempunyai
kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus
dilakukan pada tempat yang kering.
v Karakteristik
komponen tablet Efervescent:
1.Dalam memproduksi tablet
efervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari
proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang
diperlukan untuk mendapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi
2.Sifat bahan baku yang dipilih
untuk digunakan dalam tablet efervescent adalah kondisi lembabnya, artinya
bahan baku yang digunakan harus kering.Apabila bahan baku yang digunakan tidak
kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan
menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali
dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi
adalah pertambahan air. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam
keaadan anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul
air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk
kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat
dikempa.
3.Kelarutan merupakan sifat bahan
baku yang penting dalam tablet efervescent. Jika komponen tablet tidak larut,
reaksi efervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara
cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi
desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai
setelah tablet terdisintegrasi.
v Bahan
Dasar Tablet Effervescent
Bahan-bahan
yang digunakan harus tahan panas, mudah dikempa dan larut dalam air. Bahan
dasar pembuatan tablet effervescent berasal dari bahan yang bersifat asam
seperti asam sitrat dan karbonat seperti natrium bikarbonat sebagai sumber
karbondioksida.
1. Sumber
Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet
efervescent dapat digolongkan menjadi;
a.
Asam Makanan, antara lain :
• Asam
Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat adalah asam tribasik
hidroksi yang bergranul atau bubuk putih, tidak berbau, memiliki rasa sangat
asam, mudah larut dalam air, memiliki kristal monohidrat yang akan hilang
ketika dipanaskan sekitar
-
C. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat,
dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk
anhidratnya sehingga mempunyai sifat higroskopis.
• Asam
Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat. Asam Tartrat memiliki bentuk
hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa asam, stabil diudara, serta memiliki
daya larut yang tinggi dalam air.
b.
Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan
terjadi hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan
sumber karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat dan sitrat anhidrat.
c.
Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan
garam ini dapat menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah
7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan
natrium bisulfit.
2. Sumber
Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet
efervescent didapat dari garam-garam karbonat, karena garam ini dapat
menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat
dan natrium karbonat. Natrium
Bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang memiliki rasa asin,
mudah larut air dan tidak higroskopis.
Natrium bikarbonat dengan
kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi
1% dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek
stabilisasi di dalam tablet efervescen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab
terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi efervescen. Oksigen dapat
pula menjadi sumber efervescent dengan sumbarnya dapat digunakan natrium
perborat anhidrat.
3. Bahan
Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada
tablet efervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan
lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas.
Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula
tablet efervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
Untuk pembuatan tablet
efervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum
dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan
residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervescent.
Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP.
PVP ditambahkan pada serbuk yang
digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi
yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat
tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.
b. Pengisi
Bahan pengisi biasanya hanya dibutuhkan
sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesent sudah cukup besar.
Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik, bahan pengisi lainnya adalah
Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat. Syarat yang harus dipenuhi bahan
pengisi dalam sediaan tablet
effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk larutan yang
jernih.
c. Lubrikan
Lubrikan untuk produk
effervescent haruslah non toxic, tidak berasa, dan larut air. Polietilglikol
8000 (PEG 8000) merupakan salah satu lubrikan tablet effervescent yang paling
efisien, karena sebagai lubrikan PEG 8000 dapat terdispersi dalam air sehingga
dapat menghasilkan larutan effervescent yang jernih. Konsentrasi yang biasa
digunakan berkisar 1-5%. PEG 8000 berbentuk serbuk putih, dapat larut dengan
mudah dalam air serta memiliki tingkat higroskopis yang sangat rendah
dibandingkan PEG jenis lain dengan nomor yang lebih rendah.
d.
Bahan tambah lain, meliputi bahan
obat, bahan pewarna serta perisa. Bahan pemberi rasa, pewarna, dan pemanis
biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan dan rasa yang kurang
menyenangkan sehingga membuat produk menjadi lebih menarik. Jenis pemanis yang
sering digunakan adalah sukrosa, sakarin, aspartam dan manitol.
C.
Metode
Dalam Pembuatan Tablet Effervescent
Tablet
effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah,
granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi.
Dalam
metode kering atau peleburan, molekul air yang ada pada setiap molekul asam
sitrat bertindak sebagai pengikat campuran serbuk. Asam sitrat dijadikan
serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan melewati
ayakan no 60 mesh) agar pencampurannya homogen.
Pengadukan
dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang kelembabannya
rendah, kelembaban relatif maksimal 25% untuk mencegah terhisapnya uap air dari
udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih dini.Setelah
pengaduka, serbuk diletakkan di atas nampan dan dipanaskan dalam oven pada suhu
34 -
C kemudian dibolak balik dengan memakai spatel
tahan asam.
Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi
seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti),
serbuk dikeluarkan dari oven dan dilewatkan pada suaatu ayakan tahan asam untuk
membuat granul sesuai yang diinginkan. Metode peleburan ini hampir dipakai
untuk mengolah semua sediaan effervescent yang diperdagangkan.
Pada
metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus
yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara
pemanas.
Tablet
effervescent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya
karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu
garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida.
Reaksi
kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet
Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien
tidak boleh sedikitpun kontak dengan air.
Selain
itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga
harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet efervescen
membutuhkan kondisi khusus, kelembababan harus relatif rendah dan suhu harus
dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh
kelembaban dari udara.
D.
Teknik Formulasi Tablet
Effervescent
Secara
sederhana, proses pembuatan tablet effervescent dapat dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu proses pencampuran bahan, proses pencetakan bahan dan proses penghancuran
tablet.
a).
Proses pencampuran
Pada
semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan komponen-komponen
tablet, selalu diikuti dengan proses pencampuran berupa partikel-partiel padat.
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. Tujuan ini
bisa dicapai apabila sifat fisik partikel penyusun campuran dan faktor lain
yang mempengaruhi proses pencampurannya adalah sama.
Sifat
fisik partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk,
densitas dan kelembaban partikel. Sedangkan faktor lainnya adalah kadar
partikel . Baik proses pencampuran maupun pentabletan dilakukan pada kelembaban
yang rendah (kelembaban relative atau RH dibawah 30 %).
b).
Proses pencetakan tablet
Pada
prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau granulasi, baik
granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk menentukan metode pembuatannya
apakah dibuat cetak langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan
sifat zat aktifnya. Untuk metode cetak langsung semua komponen tablet baik zat
aktif, bahan pengisi, pengikat, dan penghancur harus mmpunyai sifat alir dan
kompresibilitas yang baik.
Pada
proses pencetakan untuk zat aktif dengan dosis kecil hal ini tidak menjadi
masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat aktif dengan dosis
besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik maka diperlukan bahan
tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir dan kompresibilitasnya.
c).
Proses penghancuran tablet
Agar
tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu menembus masuk ke dalam
tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat diperbesar dengan adanya bahan
penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh
porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam tablet
semakin banyak.
Porositas
tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel massa
tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pencetakan. Cairan yang sudah
masuk dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan bahan
penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan hancurnya tablet.
Tetapi adanya bahan penghancur yang mengembang
ini juga dapat menghasilkan massa yang kental dan lengket yang akan menghalangi
masuknya cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.
E.
Evaluasi
Sediaan
Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet
yang dihasilkan untuk mengetahui kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan
terhadap sediaan tablet effervescent meliputi evaluasi massa tablet dan
evaluasi tablet.
1.
Evaluasi
Massa Tablet
- Waktu
alir
Waktu
alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet mengalir dalam mesin
pencetak tablet. Massa tablet dikatakan memiliki waktu alir yang baik bila pada
pengisian keruang cetak akan berlangsung secara kontinyu, sehingga akan
menghasilkan massa tablet yang tepat dan ketepatan takaran yang tinggi. Waktu
alir massa tablet yang ideal adalah 10 garm/detik.
- Sudut
diam
Sudut
diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan suatu
tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut diam sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Sudut
diam antara 20-
menunjukkan
sifat alir yang bagus.
- Bobot
jenis produk
Uji ini
dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet yang dibuat
- Indeks
kompresibilitas
Indeks
kompresibilitas atau persentase pengetapan dilakukan untuk mengetahui sifat
alir dari suatu massa tablet atau granul. Pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan alat tap bulk-density tester.
- Uji
kadar air
Uji ini
dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan granul
effervescent. Kadar air penting dalam sediaan tablet effervescent, karena
jumlah air dapat mempengaruhi reaksi kimia dini dari effervescet. Syarat kadar
air sediaan effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.
2.
Evaluasi
Tablet
a.
Pemeriksaan penampilan fisik
tablet dan larutan effervescent
Penampilan
fisik suatu tablet adalah parameter kualitas tablet yang penting diperhatikan
untuk menjamin penerimaan oleh konsumen. Seluruh tablet harus memiliki
penampilan fisik yang baik. Tablet effervescent pada umumnya harus dapat
menghasilkan larutaneffervescent yang jernih.
b.
Uji waktu larut
Uji ini
dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut dengan cepat sesuai persyaratan
resmi dimana waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit pada
suhu
C.
c.
Keseragaman ukuran
Uji ini
dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik sediaan yang akan mempengaruhi kadar
obat yang terkandung di dalamnya dan factor kepercayaan konsumen atas
keseragaman penampilan produk tersebut. Pengukuran keseragaman ukuran tablet
menggunakan alat jangka sorong.
d.
Keseragaman bobot
Evaluasi
ini dilakukan untuk penentuan awal keseragaman kandungan obat di dalam sediaan
tersebut. Dengan terjaminnya keseragaman bobot sediaan, diharapkan pula
terjaminnya keseragaman kandungan obat di dalamnya.
e.
Kekerasan tablet
Kekerasan
tablet sangat berpengaruh pada waktu larut tablet. Kekerasan tablet ditentukan
dengan alat hardness tester, untuk menguji kekerasan suatu tablet dan
menentukan tekanan kempa yang sesuai. Untuk tablet effervescent dengan diameter
2,5 cm adalah lebih besar dari 100 N.
f.
Keregasan tablet
Keregasan
tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability tester. Evaluasi ini
dilakukan untuk menjamin ketahanan produk selama massa distribusi dan
penyimpanan agar produk yang dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet dinyatakan
memenuhi persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1%.
g.
Uji pH
Uji pH
perlu dilakukan karena jika larutan effervescent yang terbentuk terlalu asam
dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika terlalu basa menimbulkan rasa pahit
dan tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan baik bila pH larutan effervescent
mendekati netral.
h.
Uji kadar air
Uji ini
dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan tablet
effervescent, kadar air penting dalam sediaan effervescent karena jumlah air
dapat mempengaruhi reaksi effervescent. Syarat kadar air granul effervescent
dengan bahan herbal maksimum 10%.
i.
Uji statistik kesukaan
Uji
statistik kesukaan adalah suatu uji statistic mengenai formula mana yang paling
banyak disukai oleh para responden dengan menggunakan kuesioner yang kemudian
hasilnya di uji secara statistic menggunakan Kruskal-Wallis dengan memakai
program SPSS.
F.
Kelebihan
Tablet Effervescent
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan
larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu
tablet effervescent dapat menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa
yang enak karena ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat
tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya
lebih menarik bila dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat
diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau
kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga
absorpsinya lebih mudah, dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila
disimpan dalam bentuk larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan
tablet effervescent agar stabil.
G.
Kekurangan
Tablet Effervescent
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet
effervescent juga memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun
dalam pengemasannya. Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus
dibuat dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit
untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Kelembaban
udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas effervescent,
dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus berada
dalam ruangan khusus.
Sedangkan
dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang
kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban,
kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga
yang relatif mahal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas
dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia.
Tablet
Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung senyawa asam dan
karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan
melepasakan karbon dioksida.
Tablet
effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
Tablet
Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam
effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas
ketika kontak dengan air.
Kelebihan dari tablet
effervescent di antaranya adalah cara penyajiannya lebih menarik bila
dibandingkan dengan tablet konvensional, dan dapat diberikan kepada pasien yang
mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul.
Kekuranagn dari tablet
effervescent diantaranya ialah dalam segi pengemasannya, tablet effervescent
harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet
tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya
terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di
tangan konsumen, harga yang relatif mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi Edisi keempat. Jakarta : Universitas Indonesia.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Kartikasari.D.S.dkk,2015, Formulasi Tablet
Effervescent Ekstrak Rimpang Jahe Emprit (Zingiber Officinale Rosc.) Dengan
Variasi Kadar Asam Sitrat Dan Asam Tartrat, Fakultas Farmasi. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada
Lachman, Leon. Herbert A Lieberman. Joseph L. Kanig.
2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi ketiga. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Siregar, C., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi
Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar Praktek, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of
Pharmaceutics”. 12nd ed. 1994. London : The Pharmaceutical Press.